Senin

Membuat Induktor (Travo) Tester / Induktor Meter Sederhana

Induktor (Travo) meter ini menggunakan rangkaian kapasitor meter, kunjungi http://ic-temperatur-kontrol.blogspot.co.id/2017/03/membuat-kapasitor-meter-sederhana.html

Pengukuran Travo berguna untuk menghitung daya max Travo (real), dan mengukur Travo yang tidak memiliki label baik hilang atau dari pabrikan.

Pengukuran nilai real travo akan mengurangi resiko Travo terbakar karena pembebanan berlebih atau ketidak sesuaian besar kawat lilitan (kawat enamel) yang tidak sesuai dengan Ampere pada label Travo

Skema Kapasitor Meter Sederhana di pergunakan sebagai Travo Meter

Keterangan :
- Port pengetesan Kapasitor  di pergunakan untuk port pengetesan Travo.
- Nilai resistor 290 ohm tidak krusial, dapat di ganti dengan nilai yang lain
- Download Aplikasi ElectroDroid di PlayStore

Aplikasi ElectroDroid sebagai alat bantu menghitung cepat

Langkah Pengukuran Travo :

Pengukuran Tegangan bagi Travo

Pengukuran tegangan resistor dengan multimeter/AVO skala 20Vdc : 0,33 Vdc
gambar : contoh  pengukuran pada pin Travo 0V dan 220V (travo merek BELT 500mA)


# Menghitung Reaktansi (XL) Travo :

ElectroDroid : Buka menu Pembagi tegangan

1. Vin : 12V (sesuai power supply Kapasitor Meter yang dipergunakan)
2. Gunakan resistor secara seri : E192 (bertujuan untuk hasil perhitungan lebih presisi)
3. Block a value : R2
4. R2 : sesuaikan dengan resistor yang dipergunakan (di sini menggunakan 290 ohm )
5. Vout : masukan nilai hasil pengukuran (di sini 0,33 V / 330mV), aplikasi akan merubah nilai Vout
6. R1 : hasil, merupakan nilai resistansi Induktor / Travo (reaktansi) pada frek 50Hz  [XL : 10,2 kOhm]


# Menghitung Arus dan Watt Travo :

ElectroDroid : Buka menu Hukum Ohm's

1. V : 220V (tegangan PLN)
2. R : nilai resistansi Induktor / Travo (reaktansi)  (XL : 10,2 kOhm)
3. Daya : hasil, daya travo yang di ukur [Daya : 4,745 Watt]
4. I : hasil, arus / ampere yang di tarik Travo [I : 21,569 mAmpere]


# Menghitung  besar kawat lilitan Primer Travo  (yang saat ini di ukur) :

rekomendasi Kerapatan Arus (Current Density) untuk Travo : 2,2 - 2,4 Ampere/mm2 (ambil 2,3 A/mm2)
(saat di tarik arus sesuai dengan Ampere pada label Travo, tidak akan menghasilkan panas berlebih yang dapat mengakibatkan lapisan enamel lilitan tembaga Travo meleleh, di pasaran di kenal dengan Travo Pure/Real)

Rekomendasi kawat tembaga :
- luas penampang : A = ( I / 2,3 )... A = ( 21,569 mA / 2,3 )... A = 0,009 mm2
- diameter : d = ( (A*4) / 3.14 )^0.5 ... d = ( (0,009*4) / 3.14 )^0,5 ... d = 0,107 mm
** ^0,5 = pangkat 0,5 atau akar pangkat 2 atau akar kuadrat

ElectroDroid : Buka menu Ukuran kawat AWG dan SWG

luas penampang / diameter kawat tembaga di pasaran memiliki ukuran standar,
dari hasil perhitungan rekomendasi luas penampang : 0,009 mm2

Cari di kolom "mm2" pada tabel Ukuran kawat AWG dan SWG
luas kawat tembaga 0,009 mm2 tidak ada, ukuran dibawah : 0,00797, ukuran diatas : 0,01005.

Ambil nilai  0,01005 mm2  dari tabel kolom "mm2", geser ke kiri pada kolom "mm" Ambil nilai diameter kawat : 0,1131 mm ( AWG 37 )

ukur diamater kawat primer Travo dengan sketmat/mistar sorong.. bila diameter kawat tembaga 0,107 mm - 0,1131 mm,  maka Travo dapat di beri beban penuh sesuai label Travo secara continue tanpa menghasilkan panas berlebih


# Menghitung Arus Travo Lilitan Sekunder :

Daya Travo : 4,745 Watt (di dapat saat Menghitung Arus dan Watt Travo pada lilitan primer)
Pin Travo Skunder : misal 6V, 9V, 12V

Rekomendasi Arus max di tarik dari travo  I = ( Daya Travo / Tegangan Pin Sekunder Travo )
- Pin 6 Volt : I = ( 4,745 Watt / 6 Volt )... I = 0,790 Ampere
- Pin 9 Volt : I = ( 4,745 Watt / 9 Volt )... I = 0,527 Ampere
- Pin 12 Volt : I = ( 4,745 Watt / 12 Volt )... I = 0,395 Ampere


# Menghitung besar kawat lilitan Sekunder Travo

Rekomendasi kawat tembaga :
- Arus rekomendasi pada label Travo ( I ) : 500 mAmpere / 0,5 Ampere
- luas penampang : A = ( I / 2,3 )... A = ( 0,5 Ampere / 2,3 )... A = 0,217 mm2
- diameter : d = ( (A*4) / 3.14 )^0.5 ... d = ( (0,217*4) / 3.14 )^0,5 ... d = 0,52 mm
** ^0,5 = pangkat 0,5 atau akar pangkat 2 atau akar kuadrat
 Aplikasi ElectroDroid : Buka menu Ukuran kawat AWG dan SWG

Cari di kolom "mm2" pada tabel Ukuran kawat AWG dan SWG
luas kawat tembaga 0,217 mm2 tidak ada, ukuran dibawah : 0,20473, ukuran diatas : 0,25816.

Ambil nilai  0,25816 mm2  dari tabel kolom "mm2", geser ke kiri pada kolom "mm" Ambil nilai diameter kawat : 0,5733 mm ( AWG  23 )

ukur diamater kawat primer Travo dengan sketmat/mistar sorong.. bila diameter kawat tembaga 0,52 mm - 0,5733 mm,  maka Travo dapat di beri beban penuh sesuai label Travo secara continue tanpa menghasilkan panas berlebih (** bila penarikan arus max Travo Pin 6 Volt, Pin 9Volt = 0,5 A dan Pin 12V = 0,395 A)

- apabila penarikan arus Pin 6 Volt = 0,790 A atau Pin 12 Volt = 0,5 A dan 0,790 A, maka Travo akan menghasilkan panas berlebih.

- Misal Pin 6 Volt dengan penarikan arus 0,790 A, panas di hasilkan oleh kawat sekunder.. karena arus mengalir  melebihi batas kerapatan Arus (Current Dencity), sedangkan arus mengalir  di kawat primer  tidak melebihi batas kerapatan Arus (Current Dencity)

- Misal Pin 12V dengan penarikan arus 0,5 A, panas di hasilkan oleh kawat primer, karena harus mengambil arus dari listrik PLN lebih tinggi dan arus primer mengalir melebihi batas kerapatan Arus (Current Dencity), sedangkan arus mengalir  di kawat skunder  tidak melebihi batas kerapatan Arus (Current Dencity)

- Misal Pin 12V dengan penarikan arus 0,790 A atau lebih, panas di hasilkan oleh kawat primer dan kawat skunder karena arus mengalir melebihi batas kerapatan Arus (Current Dencity), panas yang di hasilkan Travo akan sangat tinggi

Jadi walaupun Pin 6 Volt dapat di tarik arus sampai 0,790 A, tetapi terbatas oleh ukuran kawat tembaga, sedangkan Pin 12V, ukuran kawat tembaga dapat menangani arus sampai 0,5 A, tetapi daya (Watt) Travo terbatas dan hanya dapat memberikan arus normal 0,395 A, Penarikan arus sampai 0,5 A akan menambah beban arus kawat lilitan primer


# Menghitung Induksi Travo :

Untuk keperluan tertentu, misal simulasi Travo pada software seperti proteus atau yang lain, maka nilai induksi Travo perlu di ketahui

ElectroDroid : Buka menu Reaktansi/Resonansi

1. Mode Resonansi : Hilangkan tanda check / centang / cawang
2. Frekuensi : frekuensi listrik PLN yang di pergunakan saat pengukuran (Frekuensi : 50Hz)
3. Xl : nilai resistansi Induktor / Travo (reaktansi)  (XL : 10,2 kOhm) (di dapat saat Menghitung Reaktansi (XL) Travo)
4. L : hasil, Induksi Travo lilitan primer [L : 32,468 H(Herry)]

Jumat

Membuat Kapasitor Tester / Kapasitor Meter Sederhana (Kapasitor Non Polar)

Banyak beredar kapasitor dipasaran yang nilai kapasitasnya tidak sesuai dengan label yang ditawarkan (nilai dan toleransi).

sering menjumpai peralatan setelah dirangkai tidak bekerja sebagaimana mestinya, salah satu penyebabnya adalah kapasitas kapasitor dibawah / diatas nilai toleransi nya.

ketepatan kapasitas kapasitor sangatlah penting saat digunakan dalam rangkaian filter, osilator, timer/delay, damper, dll

banyak peralatan meter kapasitor dijual dipasaran, baik berupa meter tinggal maupun meter jamak seperti multimeter/AVO, rata-rata menggunakan prinsip pengukuran time constant RC.
pengukuran time konstan memang unggul dalam mengukur kapasitas kapasitor dengan range yang lebar, dari pF sampai mF, tetapi waktu pengukuran yang relatif lama.

mengukur kapasitor dalam jumlah banyak dengan prinsip time konstant  akan sangat melelahkan, dan koneksi kaki kapasitor dan alat ukur harus baik, dan meminimalkan hambatan.

untuk mempersingkat waktu pengukuran (khusus kapasitor non polar) dapat menggunakan metode reaktansi, dimana kapasitor akan memiliki nilai resistansi berdasar kapasitas dan frekuensi signal ac.
kelemahan metode ini, range pengukuran kapasitas kapasitor termasuk sempit tetapi dapat diandalkan.

* nilai yang ditampilkan pada AVO meter adalah nilai ESR ( Equivalent Series Resistance ) kapasitor, yang dikonversi menjadi kapasitas kapasitor sebenarnya ( real ).

;--

Prinsip Kerja :

Kapasitor Meter Sederhana, menggunakan prinsip pembagi tegangan antara reaktansi kapasitor dan resistor, dengan resolusi pengukuran 1mV / nF

kapasitor meter ini sering dipergunakn untuk mengukur kapasitas kapasitor dari range 1nF - 3000nF (1mVdc-3000mVdc), dengan supply tegangan 13,1Vac / Rms dari pin 12V dan CT travo stepdown 500mA
keakuratan pengukuran menurut pengamatan adalah 23% dari tegangan supply.
pengukuran akurat max :13,1 x 23% = 3013mV (3013nF / 3,013uF)

skema/rangkaian kapasitor meter ini terbilang sangat sederhana, karena hanya membutuhkan travo stepdown, diode dan resisitor

Skema Kapasitor Meter Sederhana

karena tanpa regulator tegangan ac, ketepatan pengukuran di pengaruhi besar output tegangan ac travo.

- semakin tinggi tegangan travo, nilai pengukuran akan menunjukan nilai yang lebih besar dari kapasitas kapasitor sebenarnya,
- sebaliknya semakin rendah tegangan travo, pengukuran menunjukan nilai yg lebih rendah dari kapasitas kapasitor sebenarnya .

kalibrasi dapat di lakukan dengan merubah nilai resistor (pada gambar resistor bernilai 290 ohm)

;--

Hasil Test :

Test Kapasitor Mylar Label 1nF [keterbatasan skala ukur terkecil]


Test Kapasitor Mylar Label 100nF [kapasitas di dalam toleransi]
Test Kapasitor Mylar Label 220nF [kapasitas di dalam toleransi]
Test Kapasitor Mylar Label 1000nF (1uF) [kapasitas di dalam toleransi]
Test Kapasitor Mylar Label 1000nF (1uF) [kapasitas di luar toleransi]
Test Kapasitor Mylar Label 1200nF (1,2uF) [kapasitas di dalam toleransi]

dapat di simpulkan, nilai kapasitor tidak benar-benar sama dengan label yang tertera, karena terdapat toleransi kapasitas.
pada foto, pengukuran menunjukan nilai real kapasitor (kapasitor yang dipergunakan memiliki toleransi 5%) dan nilai real tersebut yang dipergunakan dalam perhitungan/perencanaan rangkaian elektrinik

;--

Memperlebar Range Pengukuran :

untuk mengukur kapasitor non polar dengan kapasitas lebih kecil atau lebih besar, dapat merubah nilai resisitor  (pada gambar resistor bernilai 290 ohm)
misal :
- untuk pengukuran  1pF - 3nF, menggunakan resistor 2900 ohm
- untuk pengukuran  1nF - 3uF, menggunakan resistor 290 ohm
- untuk pengukuran  1uF - 3mF, menggunakan resistor 29 ohm

Rabu

Pagar Listrik Untuk Peternakan dan Pertanian

Pagar listrik terdengar sangat menakutkan, karena banyak kasus manusia meninggal karena tersengat listrik karena menyentuh pagar yang dialiri listrik.

Pagar listrik maut tersebut biasanya dialiri listrik yang berasal dari jaringan listrik rumah (PLN) dimana listrik memiliki sebesar  batas MCB pada meter listrik dirumah.
Meter listrik lama 450Watt memiliki batas arus 2A, 900Watt memiliki batas arus 4A, , 1300Watt memiliki batas arus 6A.

Listrik yang mengalir pada pagar merupakan listrik AC (bolak-balik), sehingga saat manusia tersengat, akan sulit bergerak, karena gerakan tubuh tidak sesuai dngan perintah syaraf
Otot manusia digerakan oleh listrik tubuh yang berasal dari syaraf dan merupakan listrik DC (listrik searah), sehingga apabila tersengat listrik AC dan mengalir dalam otot, otot akan bergerak maju mundur dengan sendirinya, sehingga manusia akan kesulitan melepaskan diri dari sengatan

Jantung manusia juga akan berhenti mendadak bila tubuh tersengat listrik sebesar 0,5A - 1A pada teganggan 220Vac dalam beberapa detik, karena otot jantung bergerakterlalu cepat dan  tidak menentu sehingga terjadi gagal jantung.

Dengan demikian pagar yang dialiri listrik langsung dari jala-jala listrik PLN, dapat disebut "Pagar Hukuman Mati" karena dapat mengalirkan listrik diatas 4A (pada meter 900Watt)

Tetapi bila kita melihat peternakan di luar negeri (yang menerapkan sistem pengembalaan ternak) menggunakan pagar listrik untuk membatasi ruang gerak ternaknya dan melindunginya dari binatang buas.
1.Mengapa peternak harus menggunakan pagar listrik dan bukan pagar standar?
2.Apakah hal ini tidak berbahaya bagi manusia dan ternaknya?

Jawab :
1.Pagar listrik jauh lebih murah, membutuhkan material yang jauh lebih sedikit dibanding pagar standar, tidak memerlukan pondasi yang kokoh, waktu pengerjaan cepat dan dapat dipindah-pindah ke tempat yang memiliki banyak pakan untuk ternak

Pagar listrik ternak hanya membutuhkan tiang kayu atau besi, dan 3 jalur kawat, sedangkan pagar standar harus memiliki  jarak yang rapat agar ternak tidak lolos (material dibutuhkan banyak), tiang  dan pondasi harus kokoh untuk menahan dorongan ternak ke pagar.
Bila luas peternakan sampai dengan 20 Hektar,  biaya yang harus dikeluarkan untuk pagar standar akan sangat besar

2.Pagar listrik yang sebenarnya tidak akan membahayakan siapapun dan apapun karena hanya memberi efek kejutan
Kebiasaan hewan adalah belajar menghindari sesuatu yang berbahaya atau menyakitkan atau istilahnya "Sebodoh-bodohnya keledai, tidak akan keledai jatuh pada lubang yang sama".
Jadi hewan ternak akan selalu menjauhi pagar bukan akan selalu tersengat setiap saat

Bukan hanya hewan ternak yang belajar menjauhi pagar, tetapi binatang buas pun akan belajar untuk menghindari pagar tersebut

Pagar listrik biasanya dialiri listrik DC teganggan tinggi 13000V-20000V dengan arus/ampere yang sangat kecil. Hal ini dilakukan karena hewan memiliki bulu yang pendek sampai sangat tebal (domba) tidak akan tersengat bila menempel pada kawat yang dialiri listrik teganggan rendah <13000V (kecuali bulunya basah)

Mengapa harus listrik DC? sengatan listrik DC tidak mengganggu syaraf manusia dan hawan, sehingga saat terjadi sengatan, syaraf reflek akan memerintahkan otot untuk menjauhi sumber sakit (sengatan, terbakar, panas, dingin)
Biasanya secara reflek kita akan langsung menarik tangan bila tersengat listrik busi mobil atau motor, respon cepat kita dikarenakan sengatan berasal dari listrik DC.
Bila kita tersengat kabel dengan listrik PLN, akan lebih lama melekat pada kabel dan lama untuk dapat menarik tangan, karena kerja syaraf otot kita terganggu oleh listrik AC

Sekema pagar listrik :
Pagar Listrik
Dari sekema pagar listrik diatas, paerlatan yang dibutuhkan ku4-ign, coil, tiang, kawat, grounding dan isolator yang bisa berasal dari tali plastik/nilon

- Isolator berfungsi untuk mencegah aliran listrik ke tiang ( bila terbuat dari besi ), jarak bebas sekitar 4cm atau sesuai dengan kondisi
- Celah / gap antara kabel output coil dengan kawat pagar atau antara grounding dengan negatif coil berfungsi untuk mengurangi arus dan tegangan keluaran coil, sehingga kekuatan pagar listrik dapat diatur sesuai kebutuhan.
Celah / gap pada grounding diperlukan untuk menghindari terbuangnya arus ku4-ign ke tanah dan coil gagal menghasilkan teganggan tinggi.
Lebar celah / gap diatur sekitar 5mm atau sesuai kebutuhan (jangan dihubungkan langsung)

Contoh aplikasi celah
Gap dapat dibentuk dengan melitkan plastik atau tape plastik setebal kebutuhan, kemudian di lilit dengan kabel coil, jadi antara kawat pagar dan kabel output coil tidak tersambung langsung.
Jangan terkena air/hujan, dengan memberi /melumuri bagian ini dengan lem silicon aquarium secara penuh

- Grounding/arde diperlkan untuk membentuk loop tertutup antara output coil dengan negatif coil. tanpa adanya loop tertutup aliran listrik tidak akan terjadi.
Penggunaan listrik dari jala-jala PLN biasanya tidak diperlukan pembuatan grounding, karena listrik PLN dirumah kita sudah terdapat grounding.
Perlu dilakukan pengujian pada kawat pagar, dekatkan kabel / logam yang menempel diatas tanah dengan kawat pagar dengan jarak 5-10mm, bila terjadi loncatan listrik, maka tidak diperlukan pembuatan grounding/arde

Grounding dapat terbuat dari apa saja, asal dapat menghantarkan listrik.
Pipa PDAM bisa dijadikan grounding, karena terbuat dari besi dan air didalamnya merupakan penghantar

Pagar Listrik Loop Arus Saat Menyengat
Isolator yang dibuat dati tali plastik/nylon memiliki kelemahan saat terkena air/hujan, tali menjadi basah, sehingga listrik mengalir menuju tiang dan di serap tanah, sehingga fungsi pagar listrik terhenti
Penggunaan isolator seperti jaringan listrik teganggan tinggi adalah terbaik, karena dapat memisahkan antara aliran air/hujan dengan grounding

Isolator Pagar Listrik

Isolator dapat terbuat dari keramik, plastik, fiberglass, dll

Wireless Power / Wireless Energy Transfer (WET) alias mengirim listrik melelui udara tanpa kabel


Wireless Power / Wireless Energy Transfer (WET) alias mengirim listrik melelui udara tanpa kabel adalah teknologi lama yang diperkenalkan nicolas tesla yang menghidupkan lampu jenis Fluorescent (yang kita kenal dengan lampu neon) dari jarak 40km dari pusat generator tanpa kabel (wireless)

Teknologi ini mulai di bangkitkan dari kubur oleh intel, yang kedepanya peralatan listrik tidak memerlukan kabel.

Percobaan dari tingkat iseng sampai serius sudah dilakukan, NASA mampu menghidupkan lampu dengan jarak 1,4km tanpa kabel dengan daya (lupa......)kW.

Nah disini percobaan tingkat iseng saya lakukan, dan mengembirakan, sekali coba langsung berhasil


* Percobaan pertama, menyalakan led 1,7v/2mA hanya menggunakan 1 penerima, kemudian ditambah penerima ke 2 dengan diameter coil yang lebih kecil (di gambar terlihat coil besar dan kecil bertumpuk, bertumpuk atau tidak, tidak berpengaruh, Jarak terjauh antara loop TX (sebelah bawah) dan RX (sebelah atas) dengan nyala led masih sangat terang adalah 3cm)

listrik wireless percobaan 1
listrik wireless percobaan 1

** Percobaan kedua, menyalakan led 1,7v/2mA sampai jarak 7cm dengan 1 penguat (penguat yang saya pergunakan adalah loop kecil dari percobaan pertama yang ditempatkan di tengan coil besar dengan bantuan isolasi), pada jarak 5cm dari TX, nyala led masih terang

listrik wireless percobaan 2

listrik wireless percobaan 2

*** Percobaan ketiga, penambahan penguat dari kabel listrik yang dibuat loop
dapat menyalakan led sampai 10cm, penguat ke 2 juga saya bebani led 1,7v/2mA (dibebani atau tidak, pengaruhnya sangat sedikit pada penerima), pada jarak 8.5cm dari TX, nyala led masih terang

Prinsip dasar penguatan, sebenarnya banyak terdapat di sekitar kita, perhatikan antena tv kita, banyak elemen tambahan didepanya. Elemen inilah yang menguatkan penerimaan gelombang tv.
listrik wireless percobaan 3
listrik wireless percobaan 3

Perhitungan pembuatan listrik wireless ini adalah prinsip radio frekuensi biasa, mau memodifikasi model bagaimanapun, asalkan tidak melenceng terlalu jauh dari kaidah radio frekuensi,  rangkaian akan tetap dapat bekerja.
Peralatan TX yang saya buat ini berdaya rendah, sampai2 IC regulator tidak sempat panas (padahal menurunkan output solar cell 21.6V/3A ke 12V). Mengapa menggunakan solar cell??  karena saat coba2 buat listrik wireless ini, listrik PLN sedang "istirahat", jadi adaptor ikut "istirahat" juga.....


Kamis

generator ozon sederhana dengan driver coil KU4-IGN


Telah di bahas fungsi ozon dan pembuatan generator  ozon model toples pada link http://keretauap-ku4.blogspot.com/p/membuat-generator-ozon-untuk.html 
Dari cara pembentukanya ozon di bentuk dengan 2 cara :
1.Paparan sinar Ultra Violet (UV)
Sinar UV dengan panjang gelombang tertentu, akan menghasilkan ozon dengan kapasitas yang besar. Ozon pelindung bumi terbentuk dengan cara ini, saat oksigen bereaksi dengan sinar UV, maka oksigen dengan ikatan 2 atom akan terurai dan membentuk ikatan 3 atom, ikatan ini tidak setabil dan cenderung mencari keseimbanganya, dengan ketidak setabilanya ini ozon menjadi mudah bereaksi.
Ozon memiliki sifat menahan sinar UV, sehingga salah satu cara pengukuran kadar UV dilakukan dengan cara mengukur intensitas UV yang dilewatkan melelui ozon
2.Radiasi listrik tegangan tinggi
Udara diantara loncatan listrik teganggan tinggi akan terurai dan terbentuk oksigen ikatan 3 atom, bila dibandingkan dengan pembentukan cara UV, cara ini menghasilkan ozon dengan jumlah lebih kecil
Gambar diatas adalah pembuatan generator ozon yang lebih sederhana dan tidak memerlukan peralatan yang rumit.
Dalam percobaan ini memang tidak mengukur kadar Ozon / O3 yang dihasilkan, pengamatan ozon yang dihasilkan hanya berdasar parameter berupa aroma gas yang dihasilkan di saluran output.
Dari parameter aroma, aroma ozon yang dihasilkan berkelanjutan dan berbau kuat dengan aliran udara yang berasal dari aerator / kompresor aquarium kecil dengan aliran udara +/- 3L/menit ( menurut spesifikasi di box kemasan )
Peralatan yang dipergunakan :
1.Driver coil KU4-IGN
2.Coil motor ( bisa dengan jenis dan merek apapun harga 25-30 rb )
3.Aerator / kompresor udara aquarium ( dipakai di aquarium untuk menghasilkan gelembung2 udara harga 20 rb untuk ukuran kecil )
4.Tabung reaksi kimia ( beli di toko alat2 kimia harga 10 rb merek pyrex, 7rb tanpa merek ) bisa memakai botol atau peralatan lain berbahan kaca. Kunci keberhasilan generator ozon adalah bahan kaca sebagai pembatas elektrode positif dan elektrode negatif
5.Aluminium foil / kertas gerenjeng rokok ( bagian dalam rokok ) bisa juga dengan isolasi aliminium, alternatif lain dengan kabel yang dililitkan pada bagian luar tabung sebagai elektrode negatif
6.Kawat jemuran atau batang logam sebagai elektrode positif
7.Plastisin / Malam mainan anak2 untuk penutup kedap ( harga 5 rb dapat banyak ), bisa di ganti dengan sabun mandi batangan yang ditumbuk atau untuk generator permanen menggunakan lem silikon yang biasa dipakai untuk membuat aquarium, di toko material 7,5 rb untuk ukuran kecil. Dengan lem silikon generator menjadi lebih kuat, bebas bocor walaupun terkena getaran dan tekanan tinggi, jangan khawatir generator juga masih bisa dibongkar lagi.
8.kabel listrik
9.isolasi plastik / kertas atau perekat jenis lain sesuai kreativitas kita
10.Slang / pipa plastik untuk mengalirkan udara, diameter pipa yang dipergunakan adalah 1/2 dari diameter tabung reaksi/tabung generator, boleh lebih besar sedikit tapi jangan lebih kecil


instalasi generator ozon sederhana (klik untuk memperbesar)


instalasi generator ozon sederhana (klik untuk memperbesar)



Perakitan :
1.Potong kawat jemuran sesuai kebutuhan
2.Liliti ujung dengan kertas atau isolasi ( ukuran +/- 1cm ) membentuk silinder dengan diameter <= diameter dalam tabung reaksi. usahakan tidak terlalu longar
3.Pasang selang/pipa plastik untuk udara aquarium, ukuran pipa plastik 1/2 dari diameter tabung reaksi ( boleh lebih besar sedikit, tapi jangan lebih kecil ).
Pipa plastik yang dipasang harus berbeda panjang ( tidak sejajar ) agar udara mengalir melalui corona / plasma listrik
a.Pipa plastik untuk udara input dipasang +/- 1cm dari lilitan ujung kawat ) ikat dengan isolasi atau di lem
b.Pipa plastik untuk udara output dipasang +/- 6cm dari lilitan ujung kawat ikat dengan isolasi atau di lem
( lebih detail lihat gambar )
4.Masukan kawat dan pipa plastik kedalam tabung reaksi ( lihat gambar ), atur pipa plastik sehingga kawat jemuran berada ditengah-tengah tabung, ambil plastisin / malam mainan dan tekan diantara pipa plastik dan kawat, usahakan tidak ada celah yang terjadi. Bila menggunakan lem silikon jaga posisi kawat tetap ditengah sampai lem mengering.
5.Pasang kabel output positif (+) coil ke kawat bisa hanya dililitkan, disolder, atau menggunakan terminal elektrik
6.Bungkus sebagian bagian luar tabung reaksi dengan aluminium foil  lebar +/- 4cm. Jangan bungkus tabung reaksi sanpai ke mulut tabung, karena corona / plasma listrik akan terbentuk diluar tabung, karena listrik akan mencari area dengan hambatan terendah. Aluminium foil dipasang dengan jarak +/- 3cm dari mulut tabung reaksi.
Kupas kabel dan tempelkan pada aluminium foil kemidian isolasi, ujung kabel lainya hubungkan dengan output negatif (-) coil ( negatif coil adalah batang besi yang tampak pada coil dan dapat dipergunakan sebagai negatif (-) input maupun negatif (-) output )
8.Pasang driver coil KU4-IGN
a.1 Kabel merah dihubungkan dengan input positif (+) coil
b.1 Kabel biru dihubungkan dengan input negatif (-) coil
c.2 Kabel hitam input listrik PLN 220Vac
9.Hubungkan input pipa plastik ke aerator
Operasi :
1.Hidupkan aerator
2.Hidupkan driver KU4-IGN
(akan terdengan suara di tabung reaksi dan pipa plastik output tercium aroma menyengat berupa ozon)
Perhatian :
- Jangan terlalu lama menghirup gas output secara langsung saat generator bekerja, ozon merupakan racun bila terhirup berlebihan karena merupakan oksigen radikal bebas yang dapat merusak sel2 seperti saat ozon membunuh bakteri dan virus
- Dengan supply udara yang memiliki kandungan air, N2, O2,  CO2, CO, etc... ada kemungkinan akan terbentuk endapan nitrat dan karbon dalam jumlah yang kecil di dalam tabung reaksi
Aplikasi :
1.Serilisasi air minum, aquarium, dll
2.Pembunuh virus dan bakteri dalam udara ( aplikasi plasma dengan fan )
3.Meningkatkan kandungan oksigen dalam air ( aquarium, hydroponik, dll )

Senin

Menghitung Resistor Rangkaian Pembagi Tegangan

Pembagi tegangan sangat banyak diterapkan dalam rangkaian elektronik, karena bebrapa komponen mensyaratkan tegangan yang berbeda2, sedangkan power supply kita hanya memberikan 1 jenis tagangan saja ( misal 5v atau 12v )
Aplikasi pembagi tegangan diterapkan dalam setting bias transistor, komparator menggunakan OpAmp, volume kontrol alat musik.

Bagi praktisi elektronik, ini adalah topik basi dan terlalu mendasar, namun sebagian orang belum mengetahui cara membagi tegangan menggunakan resistor berikut perhitunganya, perhitungan dengan rumus2 dasar agar diketahui dengan jelas cara langkah2 perhitunganya dan dapat melakukan modifikasi.

Rumus dasar hukum ohm :
V = I x R (volt)
I = V / R (ampere)
R = V / I (ohm)
P = V x I (watt )
I = P / V (ampere)
V = P / I (volt)

Rumus dasar resistor seri & parallel :
R seri = R1 + R2 +...... ( tergantung jumlah R yang di seri)
1/R parallel = (1 / R1) + (1 / R2) +...... ( tergantung jumlah R yang di parallel )
R parallel = (R1 x R2 x ...) / (R1 + R2 + ...)

Rumus dasar voltase seri & parallel
V seri = V1 + V2 +.....
V parallel = V1 = V2 = .....

Rumus dasar arus seri & parallel
I seri = I1 = I2 =.....
I parallel = I1 + I2 + .....

Pembagi tegangan terdiri dari min 2 resistor yang dipasang seri


Rangkaian pembagi tegangan


Misal :
Vcc = 12V
Vout direncanakan 3V
Iout direncanakan 10mA

******1********
Maka:
V( R1 ) = 12V - 3V
V( R1 ) = 9V
V( R1 ) disini adalah voltase yang dibuang

Nilai R1 = V / I
R1  =  9V / 10mA ( 10/1000 Ampere)
R1  =  900 ohm
pada resistor type E24 ( 5%) nilai 900 ohm tidak ada dipasaran
maka dapat mempergunakan 2 resistor seri sebesar 390 ohm + 510 ohm atau variabel resistor 1kohm

Nilai Watt  R1 yang diperlukan dapat dihitung sbb:

P(R1) = V x I
P(R1) = 9V x 10mA ( 10/1000 Ampere)
P(R1) = 90mW ( 0.09 Watt )
dipasaran resistor tersedia taraf watt dari 250mW (1/4W), 500mW (1/2W), 1W, 2W, 5W, 10W
jadi R1 dipergunakan resistor 390 ohm + 510 ohm @1/4 Watt

*******2********
V( R2 ) = 3V - 0V ( ground )
V( R2 ) = 3V
V( R2 ) disini adalah voltase yang di hasilkan sama dengan Vout

Nilai R2 = V / I
R2  =  3V / 10mA ( 10/1000 Ampere)
R2  =  300 ohm

Nilai Watt  R2 yang diperlukan dapat dihitung sbb:

P(R2) = V x I
P(R2) = 3V x 10mA ( 10/1000 Ampere)
P(R2) = 30mW ( 0.03 Watt )
dipasaran resistor tersedia taraf watt dari 250mW (1/4W), 500mW (1/2W), 1W, 2W, 5W, 10W
jadi R2 dipergunakan resistor 300 ohm 1/4 Watt

Vout tanpa beban bila diukur akan menghasilkan 3Volt dari sumber 12Volt dengan toleransi 5% mengikuti toleransi resistor yang dipergunakan, bila dibebani, Vout akan turun maka kita harus mengetahui nilai R beban untuk mendapatkan voltase yang diinginkan.

Pembuktian :

Rangkaian pembagi tegangan dengan beban

Misal :
Seperti perhitungan resistor diatas akan tetapi dibebani 2 led seri
V led @ 1.5V ( voltase hanya untuk contoh, dipasaran led bekerja pada 1.7V )
I led @ 2mA ( led ukuran 3mm standar )

Maka :
V led total = 1.5V + 1.5V = 3V
I led total = 2mA ( karena dipasang seri maka arus mengalir adalah sama )

R led = V led / I led
R led = 3V / 2mA ( 2/1000 Ampere )
R led = 1500 ohm

Jadi rangkaian pembaginya tegangan akan menjadi sbb :

Rangkaian pembagi tegangan dengan beban

R2 dan R led menjadi konvigurasi R parallel dengan R2 + R led :
1/R ( R2 + R led ) = ( 1/ R2  ) + ( 1/ R led )
1/R ( R2 + R led ) = ( 1 / 300 ohm) + ( 1/ 1500 ohm )
1/R ( R2 + R led ) = 0.003333 + 0.0006666
1/R ( R2 + R led ) = 0.003999
R ( R2 + R led ) = 1 / 0.003999
R ( R2 + R led ) = 250 ohm

karena R1 + R ( R2 + R led ) membentuk rangkaian seri maka arus yang mengalir sbb:
R total = R1 + R ( R2 + R led )
R total = 900 ohm + 250 ohm
R total = 1150 ohm

Total arus yang mengalir sbb :
I total = Vcc / R total
I total = 12V / 1150
I total =  10.43478mA ( 0,01043478Ampere )

Voltase pada R1 berubah menjadi :
V(R1) = I total x R1
V(R1) = 10.43478mA x 900 ohm
V(R1) = 9.39 Volt ( nilai voltase yang dibuang oleh R1 )

Vout menjadi :
Vout = Vcc - V(R1)
Vout = 12V -  9.39V
Vout = 2.61 Volt

Dari perhitungan awal Vout = 3V, akan tetapi setelah pembebanan oleh led, Vout = 2.61V karena terjadi perubahan pada R2 + R led yang mengakibatkan arus mengalir berubah dari 10mA menjadi 10.43478mA.
Maka untuk mendapatkan V out yang diinginkan, perlu melakukan perhitungan R total

Misal seperti rangkaian pembagi tegangan dengan beban led maka perhitunganya sbb :

Diketahui :
V led = @1.5V ( total = 1.5V + 1.5V )
I led = 2mA
I pembagi tegangan = 10mA ( I pembagi tegangan adalah I yang terbuang bisa dibuat lebih kecil )
Vcc = 12V

Arus total yang mengalir :
I total = I led + I pembagi tegangan
I total = 2mA + 10mA
I total = 12mA

******1********
Maka:
V( R1 ) = 12V - 3V
V( R1 ) = 9V
V( R1 ) disini adalah voltase yang dibuang

Nilai R1 = V / I
R1  =  9V / 12mA ( 12/1000 Ampere)
R1  =  750 ohm
pada resistor type E24 ( 5%)

Nilai Watt  R1 yang diperlukan dapat dihitung sbb:
P(R1) = V x I
P(R1) = 9V x 12mA ( 12/1000 Ampere)
P(R1) = 108mW ( 0.18 Watt )
dipasaran resistor tersedia taraf watt dari 250mW (1/4W), 500mW (1/2W), 1W, 2W, 5W, 10W
jadi R1 dipergunakan resistor 750 ohm @1/4 Watt

*******2********
V( R2 + Vled ) = 3V - 0V ( ground )
V( R2 + Vled )  = 3V
V( R2 + Vled )  disini adalah voltase yang di hasilkan sama dengan Vout

Nilai R ( R2 + Vled )  = V / I
R ( R2 + Vled )   =  3V / 12mA ( 12/1000 Ampere)
R ( R2 + Vled )   =  250 ohm

diketahui bahwa :
R led = V led / I led
R led = 3V / 2mA ( 2/1000 Ampere )
R led = 1500 ohm

Maka nilai R2 :
karena R2 dan Led membentuk rangkaian paralel maka berlaku rumus R parallel
1 / R ( R2 + Vled ) = ( 1 / R2 ) + ( 1 / R led )
1 / R2  = ( 1 / R ( R2 + Vled ) ) -  ( 1 / R led )
1 / R2  = ( 1 / 250 ohm ) - ( 1/ 1500 ohm )
1 / R2  = 0.004 - 0.0006666
1 / R2  = 0.003333
R2 = 1/ 0.003333
R2 = 300 ohm

karena I total yang mengalir 12mA, dan I led = 2mA
I yang mengalir di R2 :
I(R2) = I total - I led
I(R2) = 12mA - 2mA
I(R2) = 10mA

Nilai Watt  R2 yang diperlukan dapat dihitung sbb:
P(R2) = V x I
P(R2) = 3V x 10mA ( 10/1000 Ampere)
P(R2) = 30mW ( 0.03 Watt )
dipasaran resistor tersedia taraf watt dari 250mW (1/4W), 500mW (1/2W), 1W, 2W, 5W, 10W
jadi R2 dipergunakan resistor 300 ohm 1/4 Watt

Apabila hanya untuk menurunkan tegangan led, tidak diperlukan rangkaian pembagi penuh, hanya diperlukan R1,dalam perhitungan R2 diganti dengan nilai R led, Vout adalah V led, sehingga rangkaian hanya terdiri 1 resistor dan led saja, rangkaian pembagi penuh biasanya digunakan untuk komparator OpAmp, bias transistor, volume audio,dll

Misal :
Vcc = 12V
V led = 1.7V
I led = 2mA

Maka :
V ( R1 ) = 12V - 1.7V = 10.3V
I ( R1 ) = I led ( 2mA )
R1 = 10.3V / 2mA
R1 = 5150 Ohm = 5.15 kOhm

P ( R1 ) = 10.3V x 2mA (2/1000 A)
P ( R1 ) = 20.6 mW ( 0.0206 Watt )
dipasaran resistor tersedia taraf watt dari 250mW (1/4W), 500mW (1/2W), 1W, 2W, 5W, 10W
jadi R1 dipergunakan resistor 5.1 kOhm + 150 ohm 1/4 Watt

untuk penyederhanaan rangkaian, dipergunakan 1 buah resistor 5.1 kOhm dimana led mengalami sedikit kenaikan tegangan ( asal kenaikan tegangan pada led tidak terlalu besar, krn dapat menyebabkan led putus )

Rangkaian pembagi tegangan led


end.